Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR) sebuah teknik terapi guna menangani posttraumatic stress disorder (PTSD) di tengah melonjaknya kasus pemerkosaan
DOI:
https://doi.org/10.23960/jsh.v3i2.63Keywords:
Pelecehan seksual, Trauma, TerapiAbstract
Beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami peningkatan atau pelonjakkan kasuspelecehan seksual, selama rentang waktu tahun 2016 hingga 2021, laporan kasus kasusseksual mengalami peningkatan sebesar 31%, data tersebut tidak termasuk kasuspelecehan lain yang belum terlaporkan. tindakan seksual sendiri memilikipengaruh besar terhadap kondisi psikis maupun psikis korban diantaranya mengalami gejala pasca trauma. tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui dan memperdalam mengenai kondisi korban seksual atau terlebih dahulu mengetahui kondisi pasca trauma yang dialami dan cara penanganan berupa terapi eye movement desensitization and reprocessing (EDMR) sebagai salah satu terapi terhadap pasca penanganan. Metode peneltian deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif sebagai sumber sekunder yaitu Jurnal, buku, maupun literatur lainnya. Gejala pasca trauma yang dialami korban dapat memberikan efek yang cukup besar bagi kondisi psikisnya diantarnya korban dapat menyalahkan dirinya sendiri, menutup diri dari dunia luar, hingga dapat menjerumuskan korban dengan cara hidup yang tidak sehat,
(EMDR) yang berfungsi menghilangkan stres dengan memproses memori traumatik, melalui klien EMDR dapat menggeneralisasi afek dan kognisi positif untuk terhubung dengan jaringan memori atau memori yang ditemukan sepanjang jaringan saraf, selanjutnya dihasilkan perilaku yang tepat. Dengan adanya EMDR sebagai terapi terobosan baru dalam dunia Psikologi diharapkan dapat memberikan kontribusi maupun efek yang besar dalam menangani gejala PTSD.